Merasa Anak Kurang Dekat Dengan Anda?
Quote di atas merupakan salah satu Tips Parenting yang saya posting di sosial media.
Banyak orang tua yang suka bertanya kepada saya:
“Kenapa ya koq anak saya ga mau dekat-dekat sama saya?”
“Kenapa ya koq anak saya itu ga mau cerita apa-apa ke saya?”. “Padahal kalau sama teman-temannya bisa cerita-cerita sampai berjam-jam lho..” . atau
“Anakku introvert banget, lebih memilih diam, suka menyendiri di kamar, ga mau ngomong-ngomong, kalau ngomong cuma seperlunya saja.”
Apakah anda juga mengalami hal yang sama seperti para orangtua yang lain? Mudah-mudahan tidak ya. Tapi jika ya, semoga penjelasan ini bisa membantu membukakan pikiran anda.
Cobalah orangtua, sebelum kita menyalahkan anak kita, ada baiknya kita cari tahu dulu sebabnya. Ketika mereka tidak dekat dengan kita, tidak ingin cerita-cerita kepada kita, “itu berarti feedback/umpan balik buat orangtua kenapa anak anda tidak mau cerita kepada anda, kenapa mereka lebih memilih bercerita kepada orang lain ketimbang dengan orangtuanya sendiri.
Kebanyakan orangtua cendrung melihat kesalahan ada pada anaknya, malah melabeli anaknya ‘introvert’. Ketimbang anda fokus mencari kesalahan pada anak dan itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah, yang ada malah membuat hubungan anda dengan anak semakin jauh. Sebelum terlambat, cobalah anda mulai bertanya pada diri sendiri;
“Apa yang belum saya lakukan atau apa yang telah saya lakukan sehingga anak saya tidak mau dekat dengan saya, menolak saya, tidak mau bercerita kepada saya?”
Cobalah jadikan itu umpan balik buat anda sebagai orangtua. Mulailah perhatikan dan coba cari tahu penyebabnya. Perbaikan apa yang perlu anda lakukan agar anda bisa dekat dengan anak-anak anda. Mereka menolak anda itu pertanda kurangnya hubungan kedekatan anda dengan mereka. Mereka lebih memilih bercerita kepada temannya itu pertanda mereka lebih mempercayai temannya ketimbang dengan anda.
Bisa jadi mereka pernah cerita masalah mereka kepada anda, tapi bukannya mereka lebih tenang setelah cerita, yang ada justru dinasehatin panjang lebar dan bahkan ada yang diomelin. Ini yang paling sering mereka katakan: “Cerita aja belum selesai, yang ada diomelin, jadi malaslah untuk cerita”. Kalau cerita ke teman, mereka mendengarkan, tidak memberi kuliah panjang lebar, sehingga mereka merasa nyaman untuk bercerita. Terkadang orang cerita itu bukan butuh nasehat tapi hanya butuh didengarkan saja mereka sudah lega dan merasa dihargai.
Atau bisa juga mereka pernah bercerita ke anda dan anda menyampaikan ke saudara-saudara anda yang lain. Sehingga ketika mereka bertemu saudara-saudaranya kadang mereka suka disindir-sindir atau digodain. Dan mereka tahu sumbernya dari orangtua, sehingga kepercayaan kepada andapun hilang. Dan pengalaman satu kali cukup membuat mereka untuk tidak lagi bercerita kepada anda.
Ini yang menurut saya perlu menjadi feedback buat orangtua. Selalu ada alasan tertentu yang membuat mereka bertindak seperti itu. Tugas anda sebagai orangtua perlu mencari tahu apa maksud positif dari perilaku anak anda.
Berikut tips agar anak anda bisa lebih dekat dan terbuka dengan anda:
- Bangunlah hubungan keakraban dengan anak anda, di NLP disebut Rapport. Jadikanlah mereka sebagai teman
- Bangun dan jalin komunikasi yang lebih intens. Bukan hanya sekedar berkomunikasi, tapi komunikasi anda apakah mendapatkan respon atau tidak. Jika anda tidak mendapatkan respon, sebenarnya anda belum berkomunikasi walaupun anda mengatakan sudah berkomunikasi.
- Terbuka untuk menerima pendapat mereka, hargai pendapat mereka.
- Dengarkan mereka ketika mereka berbicara, hargai mereka. Anda harus memiliki kesabaran, kadang kecepatan mulut lebih cepat karena ingin segera menasehati. Jadilah pendengar yang aktif.
- Jangan menghakimi mereka dengan asumsi anda,
- Luangkan waktu bersama mereka, lakukan sesuatu yang fun dengan mereka.
- Dapatkan kepercayaan dari mereka
Yakinlah, jika anak anda sudah merasa nyaman dengan anda, maka mereka akan lebih dekat dengan anda. Mereka lebih memilih untuk terbuka dengan anda ketimbang dengan teman mereka. Kepercayaan tidak akan terjadi ketika mereka menutup diri dari anda. Keterbukaan tidak akan terjadi ketika mereka merasa tidak nyaman dan tidak ada rasa aman di lingkungan mereka berada. Untuk itu orangtua perlu menciptakan lingkungan yang aman buat anak-anak. Pada dasarnya semua anak ingin dekat dengan orangtuanya. Kita sebagai orangtua yang perlu membuka diri untuk menerima umpan balik dan hikmah dari setiap kesalahan yang kita lakukan dan mengubah pola pikir kita dalam menumbuhkembangkan anak-anak kita.